
menemukannya,
sebab kesempurnaan hanya pada hati yang
bisa
menerima kekurangan, dan ketahuilah
kesempurnaan itu terselip dalam uniknya kekurangan”
kesempurnaan itu terselip dalam uniknya kekurangan”
<======================================
“Karena
itu hendaklah kamu sempurna, sama seperti Bapamu
yang
di surga adalah sempurna.”
Matius
5 : 48
================================>
Ada perbedaan yang luas antara penyelidikan mengenai
kesempurnaan (perfection) dengan turut serta dalam perfectionism. Seseorang yang
menganut perfectionisme adalah orang yang dikuasai oleh keinginan menjadi
sempurna. Ia memikirkan hanya sedikit tentang hal lain. Ia memusatkan perhatiannya
terutama pada pokok masalah kesempurnaan, sebagaimana juga orang lain. Orang yang
perfectionis adalah orang yang menekankan bahwa sifat berdosa telah ditiadakan
sebelum Yesus datang, itu berarti kita bukan hanya dapat mengalahkan dosa,
tetapi juga dapat hidup tanpa dosa melalui diri kita sendiri. Saya ingin
menyangkal setiap bentuk perfectionism tetapi doktrin tentang kesempurnaan
adalah suatu doktrin Alkitab yang baik, suatu pengajaran Alkitab yang baik,
yang Yesus sendiri ajarkan.
Di dalam ayat renungan ini menyebutkan, “Hendaklah
kamu sempurna, sama seperti Bapamu di surga juga sempurna.” Ada orang yang
hendak mengatakan bahwa kata “sempurna” di dalam Alkitab berarti tidak lebih
dari sekedar “menjadi dewasa”. Dan benar bahwa arti kata aslinya mencakup
pengertian kedewasaan. Tetapi kata dewasa mempunyai pengertian yang lebih kuat dari pada kata sempurna. Di dalam tercakup pengertian
kesempurnaan pada akhirnya. Yesus membiarkan pertumbuhan dalam kehidupan
Kristen. Jelas dalam Markus 4 : 28 “Mula-mula tangkainya, lalu bulirnya,
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu”. Tangkai itu tumbuh
tangkai yang sempurna, bulir dapat menjadi suatu bulir yang sempurna. Tetapi butir-butir
yang penuh bukan hanya sempurna, tetapi juga dewasa. Demikianlah kita diajarkan
bahwa pada setiap tahap perkembangan kita dapat menjadi sempurna. Anda dapat
memperoleh seorang bayi yang sempurna, yang dapat berdeguk dan mendengus. Anda dapat
mempunyai bayi berumur satu tahun yang sempurna, yang dapat bicara dan ngoceh. Tetapi
bila seseorang masih tetap berdeguk dan mendengus dan ngoceh pada umur dua
puluh tahun, kita bisa jadi risau.
Saya berterima kasih untuk konsep kesempurnaan yang
diberikan oleh Yesus. Bukankah anda juga demikian? Nampaknya sebagian dari kita
masih dalam tahap pertumbuhan. Saya juga demikian. Tetapi kita dapat jadi
sempurna dalam tahap dimana kita berada.
Janganlah kita mencari maaf sementara kita bertumbuh
dalam Kristus. Janganlah kita mencari maaf untuk berbuat dosa, atau beranggapan
bahwa karena kita belum mencapai kedewasaan yang sempurna yang tidak mungkin
itu, maka kita tetap berdosa dan gagal terus menerus. Kesempurnaan-kedewasaan
yang sempurna adalah tujuan Allah untuk masing-masing kita.
Ada kata bijak lain yang mengatakan bahwa : Semakin kita mencari kesempurnaan,
semakin kita sadar bahwa kita tidak akan menemukannya, sebab kesempurnaan itu hanya ada pada hati yang
bisa menerima kekurangan, dan ketahuilah kesempurnaan itu terselip dalam
uniknya kekurangan. Hal ini berarti, ketika kita
mensyukuri kekurangan kita, pada saat itulah kesempurnaan yang sesungguhnya dan
sampai kapan pun kesempurnaan itu hanya milik Dia sang Pencipta Bumi dan Langit ini.
Sementara itu dalam 1 Timotius 1 : 15 mengatakan, “Kristus
Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan diantara mereka
akulah yang paling berdosa”. Tujuan untuk kesempurnaan, apa pun macamnya
kesempurnaan yang Allah kehendaki untuk anak-anak-Nya adalah untuk membawa
hormat dan kemuliaan bagi-Nya. Mereka yang menurut Allah, memberikan imbalan
bagi penderitaan-Nya. Mereka yang menurut Allah, dan yang dengan rahmat-Nya
memahami kesempurnaan tabiat, memberikan kemuliaan bagi Kristus. Mereka yang
menurut Allah, membawa hormat bagi Kristus, karena hormat Allah tercakup dalam
kesempurnaan tabiat yang dimiliki umat-Nya (The
Desire of Age, hlm. 671). “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di
depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di surga” (Matius 5 : 16).
Kesempurnaan bukanlah dasar keselamatan kita. Kematian
Yesus, yang diterima demi kita, adalah dasar keselamatan kita. Tetapi penurutan
dan kesempurnaan Kristiani membawa kemuliaan bagi-Nya. Namun demikian,
kesempurnaan tidak pernah dipisahkan dari Allah : oleh sebab itu, kita tidak membawa kemuliaan bagi-Nya,
Dialah yang membawa kemuliaan bagi diri-Nya sendiri melalui kita. Kalau Kristus
tinggal dalam diri kita, maka Ia yang mengerjakannya. Apakah kita akan
membuktikan bahwa Allah itu tidak bersalah melalui hidup kita yang suci? Tidak.
Allah akan membuktikan sendiri bahwa diri-Nya tidak bersalah dengan cara apa
pun yang kita izinkan agar Ia lakukan dalam hidup kita.
Tetapi kita harus selalu ingat bahwa agama Kristus
mencakup lebih dari sekedar pengampunan. Termasuk juga membebaskan kita dari
kuasa dosa saat ini dan di tempat ini. Ini tidak berarti bahwa kita tidak lagi
menjadi orang berdosa. Bahkan rasul Paulus mengakui bahwa ialah orang yang
paling berdosa. Ia tidak mengatakan bahwa ia terus menerus berbuat dosa. Kita akan
bergabung dengan dia dalam pengakuan ini.
Siapa pun yang mengaku telah sempurna dan tidak
berdosa hanyalah mengiklankan kenyataan bahwa ia tidak demikian. Kita tidak
pernah dapat menyatakan diri sempurna, karena semakin kita dengan Kristus,
semakin nyata cacat cela kita di depan mata kita sendiri. Rasul Paulus telah
membuktikannya, “Semakin dekat kita datang pada Yesus dan semakin jelas kita
melihat kesucian tabiat-Nya, semakin jelas kita akan melihat betapa dalamnya
kita terbenam dalam dosa dan semakin kecil keinginan kita untuk meninggikan
diri kita sendiri. Mereka yang diakui surga sebagai orang-orang suci adalah
mereka yang terakhir memamerkan kebaikan mereka sendiri”. Tetapi meskipun kita
tidak dapat mengaku sempurna, namun bila kita masih mengarahkan mata kita tetap
pada Kristus, kita dapat menjadi sempurna pada setiap tahap pertumbuhan.
Tuhan Yesus Memberkati…………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar