Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Desember 2013

KESEMPURNAAN DALAM HIDUP (Nuansa Adven Kristiani 03)



Semakin kita mencari kesempurnaan, semakin kita tidak akan
menemukannya, sebab kesempurnaan hanya pada hati yang
bisa menerima kekurangan, dan ketahuilah
kesempurnaan itu terselip dalam uniknya kekurangan
<======================================
“Karena itu hendaklah kamu sempurna, sama seperti Bapamu
yang di surga adalah sempurna.”
Matius 5 : 48
================================>
Ada perbedaan yang luas antara penyelidikan mengenai kesempurnaan (perfection) dengan turut serta dalam perfectionism. Seseorang yang menganut perfectionisme adalah orang yang dikuasai oleh keinginan menjadi sempurna. Ia memikirkan hanya sedikit tentang hal lain. Ia memusatkan perhatiannya terutama pada pokok masalah kesempurnaan, sebagaimana juga orang lain. Orang yang perfectionis adalah orang yang menekankan bahwa sifat berdosa telah ditiadakan sebelum Yesus datang, itu berarti kita bukan hanya dapat mengalahkan dosa, tetapi juga dapat hidup tanpa dosa melalui diri kita sendiri. Saya ingin menyangkal setiap bentuk perfectionism tetapi doktrin tentang kesempurnaan adalah suatu doktrin Alkitab yang baik, suatu pengajaran Alkitab yang baik, yang Yesus sendiri ajarkan.
Di dalam ayat renungan ini menyebutkan, “Hendaklah kamu sempurna, sama seperti Bapamu di surga juga sempurna.” Ada orang yang hendak mengatakan bahwa kata “sempurna” di dalam Alkitab berarti tidak lebih dari sekedar “menjadi dewasa”. Dan benar bahwa arti kata aslinya mencakup pengertian kedewasaan. Tetapi kata dewasa mempunyai pengertian yang lebih kuat dari pada kata sempurna. Di dalam tercakup pengertian kesempurnaan pada akhirnya. Yesus membiarkan pertumbuhan dalam kehidupan Kristen. Jelas dalam Markus 4 : 28 “Mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu”. Tangkai itu tumbuh tangkai yang sempurna, bulir dapat menjadi suatu bulir yang sempurna. Tetapi butir-butir yang penuh bukan hanya sempurna, tetapi juga dewasa. Demikianlah kita diajarkan bahwa pada setiap tahap perkembangan kita dapat menjadi sempurna. Anda dapat memperoleh seorang bayi yang sempurna, yang dapat berdeguk dan mendengus. Anda dapat mempunyai bayi berumur satu tahun yang sempurna, yang dapat bicara dan ngoceh. Tetapi bila seseorang masih tetap berdeguk dan mendengus dan ngoceh pada umur dua puluh tahun, kita bisa jadi risau.
Saya berterima kasih untuk konsep kesempurnaan yang diberikan oleh Yesus. Bukankah anda juga demikian? Nampaknya sebagian dari kita masih dalam tahap pertumbuhan. Saya juga demikian. Tetapi kita dapat jadi sempurna dalam tahap dimana kita berada.
Janganlah kita mencari maaf sementara kita bertumbuh dalam Kristus. Janganlah kita mencari maaf untuk berbuat dosa, atau beranggapan bahwa karena kita belum mencapai kedewasaan yang sempurna yang tidak mungkin itu, maka kita tetap berdosa dan gagal terus menerus. Kesempurnaan-kedewasaan yang sempurna adalah tujuan Allah untuk masing-masing kita.
Ada kata bijak lain yang mengatakan bahwa : Semakin kita mencari kesempurnaan, semakin kita sadar bahwa kita tidak akan menemukannya, sebab kesempurnaan itu hanya ada pada hati yang bisa menerima kekurangan, dan ketahuilah kesempurnaan itu terselip dalam uniknya kekurangan.  Hal ini berarti, ketika kita mensyukuri kekurangan kita, pada saat itulah kesempurnaan yang sesungguhnya dan sampai kapan pun kesempurnaan itu hanya milik Dia sang Pencipta Bumi dan Langit ini.
Sementara itu dalam 1 Timotius 1 : 15 mengatakan, “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan diantara mereka akulah yang paling berdosa”. Tujuan untuk kesempurnaan, apa pun macamnya kesempurnaan yang Allah kehendaki untuk anak-anak-Nya adalah untuk membawa hormat dan kemuliaan bagi-Nya. Mereka yang menurut Allah, memberikan imbalan bagi penderitaan-Nya. Mereka yang menurut Allah, dan yang dengan rahmat-Nya memahami kesempurnaan tabiat, memberikan kemuliaan bagi Kristus. Mereka yang menurut Allah, membawa hormat bagi Kristus, karena hormat Allah tercakup dalam kesempurnaan tabiat yang dimiliki umat-Nya (The Desire of Age, hlm. 671). “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Matius 5 : 16).
Kesempurnaan bukanlah dasar keselamatan kita. Kematian Yesus, yang diterima demi kita, adalah dasar keselamatan kita. Tetapi penurutan dan kesempurnaan Kristiani membawa kemuliaan bagi-Nya. Namun demikian, kesempurnaan tidak pernah dipisahkan dari Allah : oleh sebab itu, kita tidak membawa kemuliaan bagi-Nya, Dialah yang membawa kemuliaan bagi diri-Nya sendiri melalui kita. Kalau Kristus tinggal dalam diri kita, maka Ia yang mengerjakannya. Apakah kita akan membuktikan bahwa Allah itu tidak bersalah melalui hidup kita yang suci? Tidak. Allah akan membuktikan sendiri bahwa diri-Nya tidak bersalah dengan cara apa pun yang kita izinkan agar Ia lakukan dalam hidup kita.
Tetapi kita harus selalu ingat bahwa agama Kristus mencakup lebih dari sekedar pengampunan. Termasuk juga membebaskan kita dari kuasa dosa saat ini dan di tempat ini. Ini tidak berarti bahwa kita tidak lagi menjadi orang berdosa. Bahkan rasul Paulus mengakui bahwa ialah orang yang paling berdosa. Ia tidak mengatakan bahwa ia terus menerus berbuat dosa. Kita akan bergabung dengan dia dalam pengakuan ini.
Siapa pun yang mengaku telah sempurna dan tidak berdosa hanyalah mengiklankan kenyataan bahwa ia tidak demikian. Kita tidak pernah dapat menyatakan diri sempurna, karena semakin kita dengan Kristus, semakin nyata cacat cela kita di depan mata kita sendiri. Rasul Paulus telah membuktikannya, “Semakin dekat kita datang pada Yesus dan semakin jelas kita melihat kesucian tabiat-Nya, semakin jelas kita akan melihat betapa dalamnya kita terbenam dalam dosa dan semakin kecil keinginan kita untuk meninggikan diri kita sendiri. Mereka yang diakui surga sebagai orang-orang suci adalah mereka yang terakhir memamerkan kebaikan mereka sendiri”. Tetapi meskipun kita tidak dapat mengaku sempurna, namun bila kita masih mengarahkan mata kita tetap pada Kristus, kita dapat menjadi sempurna pada setiap tahap pertumbuhan.


Tuhan Yesus Memberkati…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar