JANGAN BUNUH SUAMI ANDA
Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati
bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain,
yaitu milik Dia, yang telah
dibangkitkan dari antara orang mati. (Roma 7 : 4)
=====================
Suatu kali ada seorang wanita yang menikah dengan pria
yang sangat rapi, teratur dan menuntut kesempurnaan. Menyedihkan sekali.
Mulanya wanita itu berpikir bahwa segalanya akan berangsur-angsur membaik,
tetapi semakin lama dia sadar bahwa tidak mungkin membuat suaminya senang dan
puas. Jika kentang yang dibelinya agak kecoklatan, suaminya akan mengamuk. Jika
rumah kurang rapi, dia akan marah besar. Tuntutannya akan kesempurnaan membuat
sang istri repot memikirkan bagaimana menghadapi semua ini, lalu dia mulai
memikirkan jalan keluarnya. Dia telah bersumpah bahwa dia akan hidup bersama
suaminya “sampai kematian memisahkan kita”.
Sementara suaminya sedang pulas tidur di sisinya, dia pun berpikir, “akh,, betapa mudahnya untuk….tapi, akh”,
hal itu tidak mungkin dilakukannya. Atau, pikirnya, mungkin lebih baik dia saja
yang mati. Akan tetapi bunuh diri pun tidak lebih baik dari pada tetap hidup
dan mendampingi suami macam ini. Tetapi kemudian dia menyadari bahwa lebih baik
dia mati, jadi dapat terlepas dari belenggu pernikahan yang tidak menyenangkan
ini, tapi kemudian dia hidup kembali supaya dapat menikah dengan pria lain.
Mengertikah anda makna dari perumpamaan ini? Pernahkah
anda membaca kisah seperti ini dalam Alkitab? Kisahnya terdapat di Roma 7.
Tidak seorang pun suka membunuh dirinya sendiri, tetapi banyak orang telah
melakukannya. Jika anda mau bunuh diri, anda dapat melompat dari gedung yang
tinggi, anda dapat menembak kepala sendiri, atau minum obat secara berlebihan.
Akan tetapi anda tidak dapat menyalibkan diri sendiri. Anda memerlukan bantuan
orang lain untuk melakukannya. Roma 7 berbicara mengenai suami yang menuntu
kesempurnaan – yaitu hukum. Hukum itu mengatakan bahwa kita tidak boleh
melakukan ini atau itu. Pada saat yang sama itu tidak memberi batasan sejauh
mana kita harus sempurna. Jalan keluarnya adalah dengan cara mati. Anda dapat
mati terhadap manusia lama. Yesus memungkinkan hal ini jika kita mau mati
bersama Dia, dikubur bersama Dia, kita akan bangkit kembali untuk berjalan
bersama Dia dalam hidup baru. Itulah yang dilambangkan oleh baptisan.
Yesus telah menawarkan suatu hidup baru jika kita
menerima pengorbanan-Nya bagi kita di kayu salib, dan membiarkan manusia kita
yang lama itu mati. Pada hari ini kita memiliki pilihan untuk bangkit kembali,
untuk berjalan bersama Dia dalam kebebasan dan kedamaian.
Tuhan Yesus Memberkati ……………….
===========================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar